BERUBAH DIANTARA PERUBAHAN I

KASIH KARUNIA MEMBUAT KITA BERUBAH

TERGILA-GILA PADA YESUS

KEHIDUPAN YANG BERBUAH

SANG PUTRI BERBULU

“Bagaimana jika kita merubah posisi perabotan milik kita ?” tanya Ken pada suatu hari Minggu pagi saat kami minum teh. “Kita akan menaruh sebuah sofa di dekat jendela dan dua buah kursi di depan perapian.” Selama Abertahun-tahun saya sudah mengetahui bagaimana jelinya mata Ken dalam mengatur letak perabotan.

“Kedengarannya bagus, Sayang,” kata saya, “tetapi apakah kau siap menghadapi reaksi emosional Ashley?”

Ashley adalah anjing spaniel kami yang bereaksi begitu kuat terhadap semua perubahan yang dilihatnya. Dia tidak menginginkan ada yang berubah. ‘Semua benda harus apda tempatnya masing-masing. Jika tidak , dia akan mengeluarkan salah satu perbendaharaan “mantra-mantranya.” Tidak perduli apakah perubahan itu besar atau kecil; dia merasa bahwa setiap perubahan yang terjadi harus diprotes. Saya akan memberi contohnya.

Seorang teman singgah di rumah kami suatu pagi dan entah bagaimana dompetnya terjatuh di lantai saat kami menuju ke “kursi ngobrol” di dekat jendela. (Ini terjadi sebelum adanya perubahan posisi perabotan sepertiyang kami rencanakan.) Tak lama kemudian Ashley, yang tidak mau kehilangan apapun, masuk ke dalam ruangan. Saat melihat dompet teman saya tergeletak di atas lantai, dia melangkah mundur sampai akhirnya berhenti dengan kedua belah pasang kakinya yang kaku, menatap dompet itu, lalu menyalak dengan dramatis. Sambil berjalan perlahan mengelilingi dompet itu, dia menggonggong, mengeram, dan mukanya cemberut sampai teman saya akhirnya menaruh dompetnya di belakang kursi. Perlahan-lahan Ashley menjadi tenang, tetapi nyata sekali kalau kunjungan itu telah membuatnya merasa terganggu

Saat Ken memperhitungkan biaya yang harus kami keluarkan untuk mengganti perabotan, dia memperhatikan bahwa Ashley sedang berada di luar sambil tidur-tiduran di bawah cahaya matahari. Dia tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi sampai semua perubahan itu sudah selesai dilakukan.

Beberapa jam kemudian, Ashley bangun dari tidurnya lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Dengan segera dia mengetahui bahwa perubahan-perubahan yang “tidak sah” sudah terjadi selama dia tidak ada. Setelah dia menggonggong terus menerus sampai suaranya serak, dia keluar dari ruang keluarga dengan marah dan berdiam diri di “Area tidur”-nya selama beberapa hari. Kami mengiriminyamakanan dan air minum. Perlahan-lahan dia mulai menyadari bahwa sofa itu berada di tempat yang lebih baik karena dari sana dia bisa melihat keluar! (tentu saja, dia diperbolehkan untuk berbaring di atas sofa itu!) Ini membuatnya bisa mengawasi lingkungan sekitar tanpa harus keluar dari suasana rumah yang nyaman.

Mungkin trauma yang paling besar yang dirasakan oleh sang Putri berbulu ini adalah saat kami memiliki sebuah mobil baru. Kandangnya terletak di sebuah ruangan kecil yang berdampingan dengan garasi, dan walaupun dia tidak dapat melihat mobil dengan begitu jelas, kedua tempat itu sangat dekat.

Pada malam pertama mobil baru itu ada di dalam garasinya, Ashley, yang belum diperkenalkan pada benda itu, seperti biasa berlari-lari kecil menuruni tangga menuju kandangnya, Kami berdiri di balik pintu sambil menahan napas. Tidak terdengar suara apa-apa ... tidak ada gonggongan ... tidak ada respons sama sekali. Menurut Ken, itu karena gelap, sehingga Ashley tidak bisa melihat mobil itu. Maksud kami adalah nanti kalau matahari sudah terbit, perlahan-lahan kami akan membujuknya untuk bisa menerima persahabatannya dengan mobil yang baru itu.

Akan tetapi, sekitar pukul satu dini hari kami dibangunkan oleh suara gonggongan galak yang menyiratkan rasa ketakutan. Ashley telah melihat mobil itu. Karena takut suara gonggongannya mengganggu tetangga sebelah, denan cepat ken berlari menuruni tangga dan membawa Ashley ke atas beserta tempat tidurnya lalu meletakkannya di dalam kamar kami, sesuatu yang tidak biasa dilakukannya. Ashley mendengking-dengking sepanjang malam, tetapi setidaknya dia tidak menggonggong keras-keras.

Karena Ken menggunakan mobil itu untuk bekerja tahun selama seharian, saya tidak memiliki kesempatan untuk membuat Ashley bisa berkawan dengan mobil itu. Setiap malam dia sepertinya lupa akan benda asing yang ada di dalam garasi saat dia baru masuk ke dalam kandangnya. Namun kemudian saat tengah malam, rupanya dia bisa merasakan kehadiran benda itu di dekatnya.

Malam yang keempat, pukul dua dini hari, merupakan malam yang paling mempengaruhi Ashley. Dengan jengkel Ken turun dari tempat tidur dan mengatakan bahwa dia punya sebuah gagasan untuk membawa Ashley berjalan-jalan dengan mobil itu

“Apakah kau akan membuangnya di suatu tempat?” tanya saya penasaran sambil mengenakan celana jin dan kaos lengan panjang.

“Percayalah kepadaku” hanya kitu yang dikatakannya.

Ken menyuruh saya menggendong spaniel yang sedang meronta-ronta, menggeram, dan menggongong itu. Lalu kami masuk ke dalam mobil untuk memulai apa yang disebut Ken sebagai “perjalanan penjinakan.:” Paling sedikit selama satu jam Ashley menggeram-geram dengan tubuh yang kaku di dalam pelukan saya. Diiringin alunan musik lembut dan berkata-kata yang menenangkannya dengan penuh kasih dari kami berdua, Ashley mulai agak tenang satu setengah jam kemudian dengan jarak yang puluhan kilometer jauhnya dari rumah,, dia tergeletak kelelahan diatas pangkuan saya dan mulai tertidur. Sejak itu dan seterusnya, Ashley hidup dengan damai bersama dengan “teman”-nya itu. Malahan sekarang, salah satu kegiatan favoritnya adalah naik mobil itu.

Sebenarnya saya tidak suka untuk mengatakan bahwa kelakukan saya sering kali mirip dengan ashley. Ada beberapa karunia yang “Allah berikan yang saya tentang habis-habisan hanya untuk mendapatkan bahwa pada saat saya tidak lagi melakukan penolakan, saya menuai berkat yang begitu besar . Contohnya, saya memang tidak secara terang – terangan menolak konsep tentang kasih karunia, tetapi saya berusaha untuk mendapatkannya beribu-ribuu kali. Sepertinya saya ngotot untuk berpegang pada gagasan yagn salah bahwa saya harus membuat diri saya cukup baik agar layak menerima kasih karunia itu. Seberapa sering Allah memeluk roh pemberontakan saya yang kaku sampai akhirnya, dengan suara musik sorgawi yang saya dengar, saya terbaring tenang dan bisa menerima anugerah-Nya? Ashley belajar hal itu hanya dalam waktu semalam saja

APA YANG TIDAK PERNAH DILIHAT OLEH MATA,

DAN TIDAK PERNAH DI DENGAR OLEH TELINGA,

DAN YANG TIDAK PERNAH TIMBUL DI DALAM HATI MANUSIA,

SEMUA YANG DISEDIAKAN ALLAH UNTUK MEREKA YANG MENGASIHI Dia

(1 Korintus 2:9)