BERUBAH DIANTARA PERUBAHAN I

KASIH KARUNIA MEMBUAT KITA BERUBAH

TERGILA-GILA PADA YESUS

KEHIDUPAN YANG BERBUAH

SALING MEMBANTU



Saat masakan hampir selesai dibuat oleh Bu Ruth, kebiasaan Bu Ruth adalah mencicipinya sebelum dihidangkan di atas meja. Kali ini ternyata Bu Ruth lupa memberikan garam di masakannya itu -- karena garam di dapur habis -- sehingga rasanya sangat hambar. Kemudian ia menyuruh anaknya, Jason...

Bu Ruth: "Son... son, kamu pergi belikan Mami garam ya, supaya masakan ini rasanya enak."

Jason: "Tidak mau ah, Mam!"

Bu Ruth: "Lho, kok begitu? Sebagai anak Tuhan kita harus taat dan saling membantu! Nih, Mami kasih upah seribu perak"

Jason: "Kalau gitu Mami aja yang pergi beli, nanti Jason kasih lima ribu, kan kata Mami sebagai anak-anak Tuhan kita harus saling membantu..."

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian.
Hormatilah ayahmu dan ibumu-
-ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini:
supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi.
(Efesus 6:1-3)

http://bit.ly/flZfwY




TINGGALKAN SAKIT HATIMU


“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan;

lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!”
(Roma 12:17)

Dengan jujur kita mengakui bahwa sesungguhnya tidaklah mudah untuk melupakan sakit hati. Diperlukan satu tekad yang kuat serta penyerahan sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus, agar kita sanggup melupakan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati.

Memang untuk mendapatkan kemajuan dalam kehidupan ini, termasuk juga kehidupan rohani, diperlukan satu ingatan yang kuat, agar kita sanggup mengingat apa yang telah kita dengar dan pelajari pada waktu yang lalu. Tetapi, pada saat yang lain, kita juga diharuskan untuk sanggup melupakan hal-hal yang menyakitkan. Seperti ada tertulis:“Tetapi kamu tidak mendengarkan Aku, demikianlah firman TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan buatan tanganmu untuk kemalanganmu sendiri” (Yeremia 25:7)


Kita ingat, di hari-hari terakhir ini, umat Tuhan dihadapkan dengan berbagai penghinaan karena kekristenan kita, tempat-tempat ibadah yang rusak di depan mata kita. Tentu secara manusia, perasaan kita sangat terluka dan sakit, dan bahkan mungkin hal ini akan membekas dalam ingatan kita selama kita hidup.


Namun demikian, tak peduli bagaimana sakitnya hati dan perasaan kita dan bagaimanapun buruknya tindakan seseorang terhadap kita, kita akan memperoleh keuntungan bila kita dapat melupakannya dan menyerahkan sepenuhnya persoalan yang kita hadapi kepada Tuhan. Sebagaimana ada tertulis: “
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, Firman Tuhan” (Roma 12:17-19)

Ada satu contoh yang luar biasa yang kita baca dalam Perjanjian Lama yakni Yusuf. Yusuf telah diperlakukan dengan sangat tidak adil oleh saudara-saudaranya, tetapi tidak ada tertulis bahwa Yusuf marah, menaruh sakit hati dan dendam. Yusuf sanggup melupakan segala penderitaannya, sehingga dia bebas dari sakit hati dan kepahitan. Dan dengan demikian Tuhan sangat berkenan kepada Yusuf dan Tuhan melimpahkan kasihNya kepada dia. Bagaimana dengan kita?

“Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan,

tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”!

(Roma 12:21)


http://bit.ly/hexikp

EMOSI DAN KEMARAHAN


Sebagai seorang kristen yang mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Mesias, dan percaya oleh kematian dan kebangkitan-Nya kita memperoleh pengampunan atas semua dosa-dosa kita. Maka sudah selayaknya kita hidup menurut apa yang berkenan di hadapan-Nya. Sebab suatu keharusan kita menjaga agar hidup kita ini selalu benar dan berkenan baik dihadapan manusia, terutama dih

adapan Allah pencipta semesta raya ini dan juga penebus kita.

Topik kali ini adalah tentang marah. Sering kali kita mudah marah dan emosi menghadapi sesuatu yang menjengkelkan kita. Apalagi

kalau itu adalah sesuatu yang terus menerus terjadi dan hal itu mengusik ketenangan dan ego kita.

Sudah berapa kali kita marah dalam satu minggu ini. Sudah berapa banyak orang yang menjadi ‘korban’ kemarahan kita? Tentu kita tidak menghitung hal itu. Sebenarnya kita sekarang tidak bicara berapa kali kita marah, tetapi benarkah kita harus marah jika emosi dan kejengkelan kita memuncak? Apa yang dikatakan Tuhan dalam Firman-Nya tentang amarah manusia, mari kita baca didalam surat Yakobus 1:19-20, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”

Jelas apa yang ditulus oleh surat Yakobus diatas. Amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Alkitab mengatakan bahwa kemarahan manusia itu bukan suatu yang berkenan di hadapan Allah. Lalu setelah kita mengetahui hal itu. Apakah kita masih mau marah jika emosi kita memuncak?. Tidak lagi, itu harapan Tuhan kita Yesus Kristus.

Memang tidak semudah menulisnya, apalagi bagi mereka yang biasa marah. Satu hal yang perlu Anda ingat. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Anda dapat membacanya di surat Lukas 1:37). Jika Anda memutuskan untuk taat Firman Tuhan, maka kita tidak akan dibiarkannya melakukan itu dengan kekuatan kita yang terbatas sebagai manusia, tetapi Roh Kudus akan menolong kita. Roh Allah yang akan memberi kekuatan kepada kita untuk mentaatinya.

Musa adalah seorang hamba Tuhan yang dahulunya adalah seorang yang beringas dan pemarah. Bahkan karena emosi Musa sampai membunuh orang (Keluaran 2:11-12) namun setalah ia mau taat dan bersedia diolah dan hidup berkenan di hadapan Tuhan, Musa menjadi seorang yang sangat lembut hatinya di seluruh muka bumi ini. Kata-kata ini ditulis didalam Firman Tuhan sebagai kebenaran (Bilangan 12:3). Kita mungkin marah tetapi tidak sampai membunuh orang. Namun demikian perbuatan kita masih tidak benar dihadap Allah. Berhentilah untuk marah dan bersedialah untuk diolah Tuhan. Maukah kita mentaati Firman-Nya? Amarah manusia itu tidak mengerkanan kebenaran dihadap Allah. Jadilah seperti Musa yang oleh kemauannya dan dengan kuasa Roh Kudus diubahkan oleh taat akan Firman Tuhan.

Mengapa amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah? Hanya marah saja koq? Jawabnya dapat kita temukan didalam surat Mazmur 37:8-9, bunyinya sebagai berikut. “Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” Semua orang yang marah akan terseret kedalam kejahatan. Kejahatan yang akan membawa kita kepada kebinasaan kita sendiri. Benci adalah dosa membunuh dikatakan dalam I Yohanes 3:15, bukan hanya benci saja yang timbul, bukankah kita juga merencanakan yang jahat terhadap orang yang membuat kita marah? Saya tidak tahu apakah anda diantara Anda yang bukan saja merencanakan balas dendam tapi malah telah melaksanakan dan Anda menikmatinya. Oleh karena marah berapa banyak kejahatan dan dosa yang kita perbuat. Apakah Allah akan senang dengan semua itu? Tidak, Allah sangat membenci sifat itu.

Sekarang Anda telah tahu bahwa marah itu merupakan sifat yang dibenci oleh Tuhan. Bagaimana anda meresponi sedikit renungan ini?. Nantikanlah Tuhan didalam kebenaran, maka sinar-Nya akan bercahaya di atasmu. Tinggalkan sifat yang tidak diperkenan Tuhan itu dan jadilah anak yang memperkenankan hati Bapanya.

GOD IS GOOD


http://bit.ly/goKsTD

JANGAN KAMU MENGHAKIMI




"Jangan kamu menghakimi,

supaya kamu tidak dihakimi."

(Matius 7:1)



Perintah Yesus sehubungan dengan menghakimi orang lain sederhana sekali. Dia berkata, "Jangan." Rata-rata orang Kristen adalah pribadi yang kecamannya paling menusuk hati. Kecaman adalah salah satu kegiatan biasa dari manusia, tetapi dalam alam rohani tidak adal hasil yang dicapai dalam kecaman tersebut


Akibat dari kecaman ialah terbaginya kekuatan dari orang yang dikecam. Roh Kuduslah satu-satunya Pribadi yang tepat untuk mengecam, dan Dia sajalah yang sanggup menunjukkan kesalahan tanpa menyakiti dan melukai. Mustahil untuk menjalin persekutuan dengan Allah bila Anda ada dalam suasana hati yang suka mengecam. Kecaman cenderung membuat Anda kasar, ingin membalas dendam dan kejam, serta meninggalkan kesan pada diri Anda bahwa Anda lebih unggul dari orang lain.


Yesus berkata, bahwa sebagai muridNya Anda harus mengembangkan watak yang tidak suka mencela. Ini takkan terjadi dengan segera tetapi harus dikembangkan seiring dengan waktu. Anda harus terus waspada terhadap apapun yang menyebabkan Anda menyangka diri Anda lebih unggul.

Hidup saya tidak luput dari penyelidikan tajam yang dilakukan oleh Yesus. Jika saya melihat selumbar kecil di mata Anda, itu berarti saya mempunyai balok di mata saya sendiri (lihat Mat. 7:3-5). Setiap kesalahan yang saya lihat pada Anda, Allah menemukannya dalam diri saya. Setiap kali saya menghakimi, saya menyalahkan diri saya sendiri (lihat Rm 2:17-24).

Berhentilah menggunakan tongkat pengukur bagi orang lain. Selalu paling sedikit ada satu fakta tambahan, yang tidak kita ketahui, dalam situasi setiap orang. Tindakan pertama yang dilakukan Allah ialah membersihkan kita secara cermat. Setelah itu, tidak ada kemungkinan kesombongan yang masih tersisa dalam diri kita. Saya tidak akan kehilangan harapan terhadap seseorang, setelah memahami hal yang terdapat dalam diri saya di luar anugerah Allah


http://bit.ly/i6xQ7i

KESIMPULAN GOSIP




“Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! …, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

(1 Korintus 6:9a,10b)



1. Asal Mula Gosip

Gosip adalah suatu tindakan yang bisa berbentuk lisan atau tertulis, di mana seseorang menyampaikan suatu informasi kepada orang-orang yang lain. Tetapi ia tidak menjadi bagian dari informasi tersebut, dan ia juga bukan merupakan solusinya. Tindakan itu bisa berbentuk sebagai suatu percakapan sambil lalu saja, atau perbincangan dengan tujuan untuk mendiskreditkan nama orang (atau orang-orang) lain. Tidak jarang gosip mempunyai sepercik dasar kebenaran yang dipergunakan sebagai awal percakapan yang dilakukan oleh paling sedikit dua orang, tetapi lebih sering perbincangan tersebut berasal dari daya khayal mereka sendiri. Jadi perbuatan gunjing bisa mempunyai sebab-musabab (asal-mula), tetapi terkadang juga tidak.

Pada umumnya gosip terjadi oleh karena ketidak-mampuan seseorang untuk mengendalikan lidah atau mulut, ketidak-mampuan untuk menguasai diri atau emosi, kesombongan, rasa unggul diri (atau kebalikannya: rasa minder), ketidak-sopanan, kekurang-ajaran, ketidak-sabaran, kemarahan, kekasaran, keinginan hati untuk membalas dendam, dan yang paling utama: kecemburuan atau iri hati!

Bukan merupakan sesuatu hal yang mengherankan lagi, bahwa sering kali gunjing dilontarkan dari atas mimbar-mimbar gereja di balik penyampaian firman Tuhan. Semua itu dilakukan dengan maksud untuk menista atau melecehkan orang-orang tertentu di dalam jemaat yang kebetulan tidak hadir di sana, begitu pula pencercaan terhadap hamba-hamba Tuhan lainnya yang belum tentu bersalah. Akhir-akhir ini gosip yang menyangkut tema-tema seperti itu juga disebarkan dengan pesat melalui internet di dalam bentuk e-mails, atau artikel-artikel tulisan orang-orang yang menafsirkan isi Alkitab menurut pengertian mereka sendiri, dengan tujuan untuk memojokkan kelompok atau denominasi Kristen tertentu lainnya. Bahkan tidak jarang tindakan-tindakan mereka juga bisa disebut sebagai penggosipan firman Tuhan.

Kebiasaan-kebiasaan tidak terpuji seperti itu sering kali menjadi penyebab-penyebab utama kesedihan hati, keputus-asaan dan perpecahan-perpecahan, yang akhirnya mengakibatkan kehancuran persahabatan dan persekutuan kudus yang ada di dalam tubuh Kristus.

Ketahuilah, ‘Kasih’ adalah lambang utama Roh Kudus, seperti yang diutarakan oleh firman Tuhan di dalam 1 Korintus 13:4-7: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

Apakah Roh Kudus akan mendukung sikap-sikap di luar kasih, meskipun dilakukan oleh salah seorang hamba-Nya dari atas mimbar gereja, atau … melalui dunia sibernetika? Tentu saja tidak! Sikap bergunjing jelas berlawanan dengan ciri-ciri khas Roh Kudus, yang adalah Kasih itu sendiri!

Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16b)

2. Gosip adalah Dosa

Pada umumnya persepsi orang-orang kristiani mengenai gosip amat berbeda-beda. Ada yang mempunyai pendapat seperti masyarakat sekuler. Mereka menganggap, bahwa ‘buah mulut’ adalah sesuatu hal yang lumrah terjadi di dalam lingkungan hidup sehari-hari. Suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari! Mereka tidak mengkategorikan gosip sebagai suatu tindakan dosa, atau paling sedikit, … bukan seperti dosa-dosa lain yang sudah dipandang oleh umum sebagai dosa-dosa yang nyata, seperti: percabulan, perzinahan, pembunuhan, perampokan atau pencurian harta-benda sesama, dan lain sebagainya.

Padahal gosip sebenarnya mempunyai hubungan sangat erat dengan perintah Allah yang kesembilan kepada umat Israel: Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. (Keluaran 20:16) Di dalam kitab yang sama Tuhan berfirman: Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.” (Keluaran 23:1)

Ayat-ayat tersebut jelas menyetarakan kedudukan gosip dengan taraf dosa-dosa lain yang sudah dianggap sebagai dosa-dosa besar oleh orang-orang percaya! Sebab bergunjing dapat menyebabkan konsekuensi yang sering tidak terduga sebelumnya oleh para penggemarnya, baik yang dilakukan oleh masyarakat umum, maupun yang dikerjakan oleh orang-orang kristiani, entah mereka adalah jemaat biasa ataupun para pemimpin gereja yang terpandang.

Perbuatan gosip, beralasan ataupun tidak, adalah perbuatan dosa!

3. Iblis Selalu Bersembunyi di Balik Gosip

karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12)


Alkitab mengatakan bahwa Setan adalah ‘pendakwa saudara-saudara kita’. (Wahyu 12:10) Adalah pekerjaan Iblis untuk mempersalahkan, mengadu, dan mengkritik anggota-anggota keluarga Allah. Setiap kali kita melakukan hal yang sama, kita sedang dipakai oleh dia untuk melakukan pekerjaannya. Rasul Paulus menulis: “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” (Roma 14:19)

Di Efesus 6:10-20, ia juga menjelaskan tentang peperangan yang sedang berlangsung di alam pikiran kita, yang merupakan medan pertempuran rohani musuh-musuh terbesar kita, yaitu: roh-roh jahat di udara. Mereka terus bekerja keras untuk menaburkan bibit-bibit racun gosip yang jahat ke dalamnya, dengan memberikan kepada kita informasi-informasi yang keliru, mempergunakan segala macam tipu daya untuk melemahkan, bahkan menghancurkan iman kita. Mereka selalu bersembunyi di balik setiap gosip-gosip jahat yang tersebar di mana-mana di antara orang-orang kristiani, apapun motivasinya.

Janganlah menambahkan bahan-bahan tidak bermutu di medan pertempuran rohani kita yang dapat dipergunakan oleh Iblis sebagai alat, untuk menyuapi dan mengelabui pikiran kita, yang pada akhirnya hanya akan merugikan pertumbuhan iman kita sendiri. Bahkan yang bisa mengakibatkan timbulnya perpecahan-perpecahan di dalam tubuh Kristus, disebabkan oleh karena keterlibatan kita di dalam menyebar-luaskan bahan-bahan gosip tersebut. Sebab memang itulah yang menjadi tujuan utama Iblis!

Sadarilah selalu, orang-orang Kristen yang lain, sebagaimana pun besar perbedaan pendapat mereka dengan kita, bukanlah musuh-musuh kita yang sebenarnya. Setiap waktu yang kita pergunakan untuk membanding-bandingkan atau mengkritik orang-orang percaya lainnya, adalah waktu yang seharusnya kita pergunakan untuk membangun tubuh Kristus.

Rasul Paulus menasehati jemaat di Efesus untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu firman Tuhan, agar mereka mendapatkan kekuatan untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis.

Nasihat yang sangat berguna bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Sebab memang hanya firman-Nya saja yang harus menjadi dasar terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari untuk bisa menelanjangi tipu daya Iblis di balik semua penggosipan, baik tentang umat Tuhan yang lain, maupun tentang kebenaran firman-Nya.

4. Sikap Menghadapi Gosip

Di dalam buku kristiani terlaris di dunia saat ini ‘Purpose Driven Life’, Ps Rick Warren menulis, bahwa kita harus selalu bersikap tegas di dalam menanggapi peredaran gosip. Jika seseorang mulai menceriterakan kejelekan atau ‘affairs’ orang-orang lain kepada kita, punyailah ketegasan diri untuk segera memotong percakapannya dengan berkata: “Maafkanlah! Saya tidak mempunyai hasrat untuk mendengarkannya lebih lanjut. Apakah Anda sudah berbicara secara langsung dengan orang yang bersangkutan?”

PERCAYALAH, mereka yang mau bergunjing DENGAN kita, pasti akan bergunjing MENGENAI kita! Mereka tidak akan pernah bisa dipercaya!

Amsal raja Salomo menasihatkan: “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.” (Amsal 17:4)

Tuhan sering memperingati umat-Nya untuk berhenti mengkritik, membanding-bandingkan, atau menghakimi sesamanya. Surat Yakobus 5:9 mengatakan: “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.” Jika kita mengkritik orang-orang percaya lainnya yang sedang melakukan suatu pekerjaan untuk Kerajaan Allah, sesuai dengan iman, tugas dan beban yang diberikan oleh-Nya kepada mereka, maka kita telah ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan.

Pandangan atau tafsiran mengenai isi Alkitab sesuai dengan tradisi atau doktrin denominasi-denominasi tertentu yang kita yakini, janganlah dipergunakan sebagai senjata untuk menghakimi orang-orang lain yang mempunyai tafsiran yang berlainan dengan kita. Sadarilah selalu, tafsiran-tafsiran manusia biasa bukan merupakan suatu jaminan yang pasti, bahwa itu adalah wahyu Tuhan yang sebenarnya! Kita harus menyadari, bahwa kekristenan bukanlah nama sebuah denominasi gereja, melainkan merupakan lambang suatu hubungan pribadi yang intim (perseorangan) antara umat yang sudah diselamatkan, dengan Allah Bapa, Pencipta yang Mahakudus, melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.

Karena itu, marilah kita semua belajar untuk tidak ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan dengan saudara-saudara seiman kita yang lain, dengan tidak menghina, mengkritik, menghakimi atau menggosip mereka. Biarlah setiap orang yang mendapat panggilan atau tugas dari Tuhan untuk melayani umat-Nya, memikul tanggung jawab mereka masing-masing di hadapan Hakim yang adil, yang sudah berdiri di ambang pintu!

Jika kita menerima artikel-artikel yang berbau gosip, yang menyangkut nama-nama orang, meskipun dihiasi oleh banyak sekali ayat-ayat firman Tuhan di dalamnya, siapa pun juga yang menjadi penulisnya, ambillah keputusan untuk tidak mem-forward-kannya kepada orang-orang lain. Biasakanlah diri Anda untuk menolak setiap tulisan atau artikel-artikel, yang tidak memuliakan nama Tuhan, jika Anda melihat bahwa isinya mempergunjingkan firman-Nya, menghakimi pendapat dan pengajaran denominasi-denominasi lain, atau menjelek-jelekkan nama pemimpin-pemimpin mereka. Apalagi jika tulisan-tulisan tersebut mengandung fitnahan-fitnahan tentang kehidupan pribadi mereka!

Artikel-artikel seperti itu, yang belum tentu terjamin keotentikannya, bukan hanya dapat meracuni pikiran, hati dan iman kita saja, tetapi juga, … tanpa kita sadari sendiri, bisa membuahkan perbuatan-perbuatan dosa. Pada akhirnya, sebagai konsekuensi yang biasanya selalu terjadi akibat tindakan-tindakan gosip, adalah efek tergulingnya domino-domino yang akan melanda kehidupan banyak orang-orang lain yang tidak bersalah di sekitar kita.

5. Jangan Mau Terlibat di Dalam Gosip

Kita semua tentu mempunyai pendapat yang sama, bahwa menyebarkan kabar angin adalah suatu tindakan yang tidak etis. Tetapi di samping itu, sebagai umat pilihan Tuhan, kita juga tidak seharusnya bersedia menerima atau mendengarkan gosip, jika kita mempunyai hasrat untuk melindungi kesejahteraan tubuh Kristus.

Mendengarkan gosip mempunyai arti yang sama seperti menerima, atau mengesahkan barang-barang curian/rampasan orang lain. Jika kita berdiam diri saja, bahkan bersedia untuk mendengarkannya, secara tidak langsung kita sudah menjadi seperti tukang tadah yang mau menerima barang-barang tidak halal tersebut. Kita harus menyadari, bahwa melakukan hal itu saja telah membuat kita ikut tersangkut dan bersalah! Bagaikan seorang pencuri, atau perampok, yang baru saja melakukan suatu tindakan kriminil, lalu memberikan barang-barang hasil perbuatannya yang jahat tersebut kepada kita. Dosa yang setara berlaku juga bagi mereka yang sudah menjadi calo-calo barang-barang curian tersebut!

Jika kita bersedia mendengarkan, menerima, bahkan meneruskan gosip orang-orang lain, Tuhan berkata, bahwa secara tidak langsung, kita sudah termasuk di dalam kelompok para pengacau (troublemakers) yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan-kerusuhan di dalam persekutuan tubuh-Nya yang kudus.

Raja Salomo menulis: “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” (Amsal 11:13)


6. GOSPEL versus GOSSIP

‘…, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10)

Tentu saja tidak akan ada seorang pun di dunia ini yang bisa membuktikan kepada orang-orang lain, bahwa mereka tidak pernah terlibat di dalam dosa bergunjing. SETIAP ORANG di masa kehidupannya yang singkat, baik orang-orang penting, orang-orang biasa, orang-orang yang sudah tua/dewasa, maupun anak-anak muda/kecil, sadar ataupun tidak, pasti pernah melakukannya.

Pada saat kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, kita lahir baru, dan … semenjak saat itu kita sudah menjadi bagian di dalam tubuh-Nya. Sebagai salah satu anggota di dalam gereja Tuhan, tidak seharusnya kita membiarkan kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk mengikuti kita. Semua tindakan-tindakan dosa harus kita tinggalkan, meskipun pada awalnya tampak sulit sekali untuk melaksanakannya. Mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan menjamin tujuan kita untuk melawan atau menggagalkan serangan-serangan Iblis. Kita harus selalu berusaha melakukannya dengan pertolongan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus saja. Ingatlah, ‘Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.’ (1 Tesalonika 5:24)

Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita, pergunakanlah lis di bawah ini untuk mengecek kembali etika tindakan yang akan kita lakukan:

a. Apakah kita mempunyai hak untuk melakukannya?
b
. Siapakah yang memberikan ijin kepada kita untuk berbagi berita mengenai (kehidupan) orang lain?
c
. Apakah tindakan kita akan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus?
d
. Siapakah sebenarnya yang paling dirugikan oleh tindakan yang akan kita lakukan?
e
. Apakah keuntungan yang akan diperoleh, baik untuk kita, maupun orang-orang lain, disebabkan oleh karena tindakan yang akan kita lakukan?
f
. Apakah tindakan kita bisa membangun atau menguatkan iman orang-orang percaya lainnya?
g
. Kehidupan siapakah yang dapat kita selamatkan melalui tindakan yang akan kita lakukan?

dan YANG PALING PENTING,

h. Apakah Tuhan Yesus Kristus mau melakukannya?

Jika ada salah satu poin saja yang tertera di dalam lis di atas yang dapat memperingati atau menegur hati nurani Saudara, putuskanlah dengan tegas, untuk segera berhenti memikirkan tindakan yang akan Anda lakukan tersebut. Usirlah Iblis dan antek-anteknya! Hancurkanlah semua kehendak mereka dengan kuasa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, umat pilihan-Nya. Pergunakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu firman Tuhan!

Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita lagi, ingatlah akan perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada perempuan yang tertangkap basah sedang melakukan dosa perzinahan, setelah semua pendakwa yang mengelilingi dan bermaksud untuk merajam dia pergi meninggalkannya.

Ia berkata kepadanya: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. (Yohanes 8:11)

Perintah Tuhan Yesus tersebut juga berlaku sampai sekarang untuk semua orang yang sudah bertobat, yang berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Nya, dan bersedia meninggalkan segala perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Karena itu, … bukankah jauh lebih menguntungkan bagi tubuh Kristus, jika kita menjadi pembawa ‘Kabar Baik’ (GOSPEL), dari pada menjadi penyebar ‘Kabar Angin’ (GOSSIP).


http://bit.ly/gDyb1W



SEPATU BUAYA


Sepulang dari sekolah Minggu, Andi dimintai tolong oleh kakeknya untuk membantu menjaga toko sepatu. Si kakek berpesan, "Andi, kalau ada orang datang dan bertanya, langsung saja tanya ukuran sepatunya dan segera carikan". Setelah satu jam lalu,

Pembeli: "Permisi, Dik, apakah di sini ada sepatu buaya?"

Andi: "Buaya Anda pakai sepatu ukuran berapa?"

Pembeli: "@#*$@%$%@??!!...."


Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat,
tetapi pentung tersedia bagi
punggung orang yang tidak berakal budi.
(Amsal 10:13)


http://bit.ly/hShJsJ

Mulailah dari hal kecil, dan biarkan Tuhan menumbuhkannya...

Adalah mudah untuk dilumpuhkan oleh keadaan ketika kita menghadapi tantangan. Saya tahu itu. Saya mengalaminya sepanjang hidup saya. Anda pasti bertanya-tanya : Apa yang saya lakukan? Bagaimana saya bisa sampai di tempat dimana saya berada saat ini? Saya tidak tahu pasti bagaimana melakukan semua ini! Saya ketakutan setengah mati!.


Saya memikirkan bahwa saya harus menjadi seorang yang kaya atau terkenal atau dikuasai kecantikan atau memiliki talenta yang ajaib atau punya keberanian yang mengagumkan atau impian indah lainnya dan menunggu pencari bakat talenta "menemukan" diri saya untuk membuat sesuatu dalam kehidupan saya. Saya juga mempersalahkan diri saya dalam banyak kesempatan karena orang lain yang saya anggap lebih sukses karena mereka terlihat bisa mendapatkan semua harapan mereka.

Namun kebenarannya adalah, jika kita ingin melakukan sesuatu dalam kehidupan kita, untuk membuat satu tanda, maka kita tidak dapat menunggu sesuatu yang besar itu muncul, membunyikan loncengnya, dan menawarkan pada kita anggur Tanah Perjanjian. Kita harus membuat satu awalan.


Jadi, mulailah dari tempat dimana anda berada saat ini. Jangan melihat ke bagian belakang textbook anda, dan jangan membuat permintaan yang tidak beralasan terhadap diri anda - seperti mengatakan pada diri anda untuk melakukan semuanya dengan sempurna pada kesempatan pertama. Ambillah langkah kecil dengan arah yang benar, bahkan jika langkah anda kelihatan tidak pasti dan tidak meyakinkan.

Bicara soal melangkah dalam iman, beberapa tahun yang lalu saya mengikuti lari 5K. Saya hanya berlatih sekitar dua minggu, dimana saya menempati posisi 12... dari 13 orang di kelompok usia saya dan menempati posisi 182 dari peserta secara keseluruhan. OK, jadi melihat hasilnya sungguh membuat saya tertekan, saya akui itu. Pada mulanya saya merasa malu karena saya tidak bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari itu, lalu kemudian saya mulai berpikir tentang usia
... dan .. ow.... masihkan ada kesempatan untuk saya? Dan apakah saya harus berhenti?!!. Saya harus mengatakan pada diri saya sendiri. Saya telah kehilangan maksud dari semua lombanya. Ini tidaklah selalu soal kemenangan. Ini tentang keluar dari keadaan itu dan mencoba melakukan sesuatu.

Banyak dalam kehidupan ini bicata tentang menunjukkan diri. Demikian juga dengan perjalanan keKristenan kita.

Maksud saya, pada kenyataannya, benarkah Musa adalah orang terbaik yang harus membawa orang Israel keluar dari penjajahan Mesir? Bertahun-tahun sebelum Tuhan berbicara padanya melalui semak yang terbakar, Musa membunuh seorang Mesir dan Firaun menjadi murka karenanya. Jika anda adalah Firaun, maukah anda berbicara dengan seorang mantan musuh? Ditambah lagi, dia tidak punya kepercayaan diri yang cukup mengenai kemampuannya.

Bagaimana dengan Gideon? Dia bersembunyi di tempat pemerasan anggur ketika malaikat datang memberikan pesan yang memberi semangat dan membawa perintah langsung dari Tuhan.

Dan Ester, dia adalah seorang Yahudi, dan seperti seperti takdir, sepanjang bersama dengan bangsanya, dia siap mati sekali raja menemukan kebangsaan aslinya.

Semua orang ini tidaklah "pantas atau cocok" untuk tugas pekerjaannya, tidak juga jika kita men-cek resume atau curriculum vitae mereka, namun ketika Tuhan memanggil mereka dengan perintah : "Ikutlah Aku", mereka melakukannya. Sudah pasti mereka takut. Sebagian tersungkur seperti batu. Sebagian lainnya bahkan mempertanyakan logika pertimbangan Tuhan itu. Namun meski merasa terintimidasi, dan meski dengan kekurangan mereka, mereka semua memutuskan untuk mempercayai Tuhan untuk menggenapi sesuatu proyek yang tidak bisa dilakukan secara alami.

Deklarasi mereka menjadi terkenal, termasuk pada kita, adalah sesuatu hal yang sama : mereka membuat diri mereka siap pakai bagi Tuhan, mempercayai bahwa ketika mereka melangkah dalam iman, bahkan dalam langkah pertama mereka, Tuhan akan melakukan sisanya untuk mereka.

Saya belum lama ini mendengar definisi luar biasa untuk kata-kata : "keberanian". Mungkin seperti saya, anda datang pada kesimpulan yang salah bahwa keberanian berarti anda tidak takut. Namun penulis Bruce Wilkinson mengatakan bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, namun lebih kepada melakukan tekanan meski diliputi rasa takut.

Jika kita menunggu hingga kita tidak takut lagi, kita akan kehilangan kesempatan. Jalani ketakutan. Jalani dengan kaki yang bergetar dan kerongkongan kering. Siapa yang peduli jika anda tidak mengetahui bagaimana melakukannya? Lakukan saja sesuatu!. Lakukan sebanyak yang anda tahu bagaimana melakukannya, dan percayai Tuhan untuk sisanya.

Kita tidak tahu apa yang kehidupan akan kita bawa, kita tidak bisa memastikan hari esok, namun kita dapat membuat pengaruh sekarang dimana kita berada hari ini dengan men-set pikiran kita untuk melakukan hal yang baik, sesuatu dari Tuhan, bagaimanapun besar atau kecilnya pekerjaan itu.

Ingatlah aturan umum tentang kebesaran : jika anda ingin melakukan sesuatu yang besar, pertama anda harus melakukan sesuatu yang kecil. Jika anda ingin melakukan sesuatu yang hebat, peluangnya adalah ketika anda mengerjakan dengan baik sesuatu yang kecil terlebih dahulu. Anda sepertinya tidak akan melakukan semua itu dalam satu hari, seperti yang saya sering pikir.

Mulai dari yang kecil, dan saksikan langkah Tuhan didalamnya. Ketika kita dipercaya dalam perkara kecil, Tuhan memberi kita yang besar. Jadi tanamkan bibit yang kecil dalam kehidupan anda, dan saksikan bibit itu akan bertumbuh hingga adanya panen raya kala anda mempercayai Tuhan.

(Cloves Community)

Matius 25:21(23)

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu

Matius 13 :31b-32.

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.

Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Matius 17:20

Yesus bersabda kepada kita, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

(Biji Sesawi). http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id531.htm

(by:GF)